LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM
PENGGUNAAN MIKROSKOP SERTA
PENGAMATAN BENTUK DAN STRUKTUR SEL
KELOMPOK
3
DISUSUN
OLEH:
NAMA : FACHRUN NISA’ TATIMMA
NIM : 130210102118
KELAS : B REG
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014
I.
JUDUL
Penggunaan Mikroskop serta Pengamatan Bentuk dan
Struktur Sel
II.
TUJUAN
2.1 Memperkenalkan
komponen – komponen mikroskop dan cara penggunaannya
2.2 Mempelajari cara menyiapkan bahan – bahan yang akan
diamati di bawah mikroskop
2.3 Mengamati bentuk dan struktur sel hewan dan sel tumbuhan
III.
TINJAUAN PUSTAKA
Panca indera manusia memiliki kemampuan
daya pisah yang terbatas, karena itu banyak masalah mengenai organisme yang
akan diamati hanya dapat diperiksa dengan menggunakan alat – alat bantu. Salah
satu alat bantu yang sering digunakan dalam pengamatan prepaat mikroskopis
adalah mikroskop. Mikroskop ( Latin: micro; kecil, scopium: penglihatan ), yang
berfungsi untuk meningkatkan kemampuan daya pisah seseorang sehingga
memungkinkan untuk dapat mengamati objek yang sangat halus (Tim Dosen Pembina,
2013:1 ).
Ada beberapa jenis mikroskop,
diantaranya mikroskop monokuler, bayangan yang tampak memiliki panjang dan lebar,
hanya sedikit memberi gambaran tentang tingginya. Obyek yang akan diselidiki
harus memiliki ukuran yang kecil dan tipis sehingga bisa ditembus.
Macam-macam mikroskop :
1.
Mikroskop cahaya
Mikroskop
cahaya dapat memperbesar secara efektif sekitar 1.000 kali dari ukuran asli
spesimen. Pada perbesaran yang lebih tinggi, detail tambahan tidak lagi dapat
dilihat dengan jelas. Adapun teknik-teknik yang digunakan oleh mikroskop cahaya
yaitu :
- Medan
terang (spesimen tak diwarnai)
- Medan
terang (spesimen diwarnai)
-
Fase-kontras
-
Diferensiasi-interferensi-kontras (nomarski)
-
Fluoresensi
- Konfokus
2. Mikoskop electron
Mikroskop elektron adalah jenis mikroskop yang menggunakan sinar partikel
elektron untuk menerangi spesimen dan menghasilkan gambar yang diperbesar.
Mikroskop elektron dibagi menjadi dua, yaitu :
- Mikroskopi elektron payar (SEM),
memfokuskan seberkas elektron melalui spesimen atau pada permukaannya. Dengan
resolusi berbanding terbalik dengan panjang gelombang radiasi.
- Mikroskopi elektron
transmisi (TEM), mengarahkan berkas elektron melalui irisan spesimen yang
sangat tipis, mirip dengan cara mikroskop cahaya meneruskan cahaya melalui
obyek (slide).
Pembentukan bayangan pada mikroskop :
Sifat bayangan pada mikroskop ditentukan oleh 2 lensa, yaitu lensa obyektif
dan lensa okuler. Bayangan yang dihasilkan oleh benda haruslah terletak antara
jarak titik dekat dan titik jauh mata agar dapat diamati dengan jelas. Biasanya
mikroskop dipergunakan untuk mengamati benda dengan kecil, maka benda yang
dimat iharuslah terletak sedekat mungkin dengan lensa objektif, agar sudut
penglihatan oleh lensa objektif menjadi sebesar mungkin. Hal ini, berarti bahwa
jarak fokus lensa objektif mikroskop harus sekeci mungkin. Jarak fokus sekecil
ini dapat diperoleh dengan menggunakan sistem lensa sebagai lensa objektif
mikroskop. Di samping itu, dengan menggunakan sitem lensa, abrasi dapat
dikurangi. Karena lensa objektif hanyalah membentuk bayangan nyata yang
diperbesar, yang kemudian diamati dengan lensa okuler (Sutrisno,1984 : 152).
Cara
penggunaan mikroskop :
1.
Letakkan mikroskop di tempat terang, buka
diafragma sampai maksimal
2.
Atur posisi cermin datar / cekung
sedemikian rupa sehingga kaca kondensor menjadi terang
3.
Naikkan kondensor sampai maksimal dengan
memutar tombol kondensor
4.
Tempatkan preparat di meja mikroskop
5.
Turunkan tabung mikroskop sampai lensa
obyektif hampir menyentuh gelas penutup
6.
Melalui lensa okuler, amati preparat
sampai terfokus dengan cara memutar pengatur kasar dan pengatur halus (Tim Dosen
Pembina, 2013: 2).
Sel merupakan satuan dasar yang menyusun
organisme. Istilah celula digunakan pertama kali oleh Robert Hook pada tahun
1665. Hook menggunakan istilah tersebut untuk memberi nama pada ruang yang
dibatasi oleh dinding yang dilihatnya pada gabus; kelak ia mengamati bahwa sel
pada jaringan tumbuhan yang lain mengandung “cairan” / “jus” (Fahn, 1965: 17).
Bagian yang ada di sebelah dalam dinding
sel disusun oleh bahan yang disebut protoplasma, yang berarti bahan hidup dalam
bentuk sederhana. Bagian yang disusun oleh protoplasma ini disebut protoplas.
(Soerodikoesoemo, 1987: 1.1).
Bentuk sel tumbuhan bermacam – macam.
Ada yang berbentuk seperti peluru, kubus, poliedrik, prisma, memanjang, seperti
serabut atau 1/10 mm (10-100 Um). Panjang sel – sel juga bermacam – macam
(Soerodikoesoemo, 1987:1.1)
Komponen utama sel tumbuhan ialah dinding sel, sitoplasma dan nukleus.
Sitoplasma meliputi retikulum endoplasma,
aparatur Golgi, mitokondria, plastid, mikrobadan, ribosom, sferosrom,
mikrotubula, vakuola dan zat-zat
ergastik.
Sitoplasma meliputi sebagian dari
protoplas. Secara fisik sitoplasma merupakan zat kental yang lebih kurang
transparan dalam cahaya tampak. Secara kimia struktur sitoplasma sangat
kompleks, komponen utamanya ialah air (85-90%). Aliran sitoplasma sering kali
dapat dilihat pada sel hidup dengan bantuan mikroskop cahaya. Sitoplasma
dipisahkan dari dinding sel oleh membran unit disebut plasmalema dan dari
vakuola oleh membran unit lain (Fahn, 1965: 19,21).
Sitoplasma disebut juga plasma sel atau
plasma. Di bawah mikroskop biasa ( mikroskop cahaya ) sitoplasma terlihat
sebagai bahan yang dapat ditembus cahaya, lebih kental daripada air, dengan
butir – butir dan bagian yang mempunyai ukuran bermacam – macam.
(Soerodikoesoemo, 1987:
1.1).
Umumnya nukleus berbentuk bola, namun
bentuk-bentuk lain yang diamati juga. Nukleus sangat pekat, berstruktur granul
dan fibril, dan tidak dibatasi oleh membran. Nukleus membawa informasi untuk
protein sel di dalam DNAnya.
Adanya dinding pada sel tumbuhan
membedakannya dari sel hewan. Dinding sel ditemukan pertama kali pada abad ke
17, yaitu sebelum dikenalnya protoplasma, dan mulai sejak itu banyak peneliti
yang mempelajarinya (Fahn, 1965: 32,45).
Membran sering dikatakan bersifat
semipermiabel, berarti molekul air dapat menembus membran tersebut, sedangkan
bahan-bahan yang terlarut dalam air tersebut tidak dapat menembus membran
tersebut. Fungsi membran pada dasarnya adalah mengatur lalu lintas molekul air
dan ion atau senyawa yang terlarut dalam air untuk keluar masuk sel atau
organel-organel sel.
Ada 4 teori untuk menjelaskan mengapa
air lebih mudah menembus membrane dibandingkan dengan ion ata senyawa lainnya,
yakni: (1) membran tersusun dari bahan yang lebih mudah berasosiasi dengan
molekul air disbanding dengan senyawa lain yang terlarut dalam air, sehingga
air akan lebih mudah menembus membrane, (2) Adanya gelembung udara yang mengisi
celah-celah membrane. Molekul air merupakan senyawa yang mudah menguap, (3)
Pada membrane terdapat pori-pori yang sangat kecil, membrane berfungsi sebagai
saringan, (4) Air bergerak lebih cepat karena pergerakannya menembus membrane tersebut disebabkan oleh
difusi yang cepat pada bidang-temu antara air dalam pori membrane dengan cara
sitoplasma. (Lakitan, 2012: 10-11)
IV.
METODE PENGAMATAN
4.1 Alat
dan Bahan
a. Alat
1. Mikroskop
2. Gelas obyek dan gelas penutup
3. Pipet tetes
4. Skalpel
5. Silet tajam
b. Bahan
1.
Potongan
kertas yang bertuliskan huruf “d” atau
“b”
2.
Air
3.
Epitel
rongga mulut
4.
Bawang
merah
5.
Methilen
Blue
6.
Alkohol
70%
4.2 Prosedur
Kerja
|
||||
V.
HASIL PENGAMATAN
1. Pengamatan
potongan huruf “d” atau “b”
Huruf “d”
|
Huruf
“b”
|
Keterangan:
Perbesaran: 4 x 10
Sifat bayangan: Lensa obyektif => nyata,
terbalik, diperbesar
Lensa
okuler => maya, tegak, diperbesar
|
2. Pengamatan
epitel rongga mulut (sel hewan)
|
Keterangan:
1.
Membran sel
2.
Sitoplasma
3.
Inti sel
Perbesaran:
10 x 10
|
3. Pengamatan
sel bawang merah (sel tumbuhan)
|
Keterangan:
1.
Dinding sel
2.
Inti sel
3.
Sitoplasma
Perbesaran:
10 x 10
|
VI.
PEMBAHASAN
Pada
praktikum biologi kali ini membahas tentang komponen-komponen mikroskop dan
cara penggunaanya, cara menyiapkan bahan-bahan yang akan diamati di bawah
mikroskop serta mengamati bentuk dan struktur sel hewan pada epitel rongga
mulut dan sel tumbuhan pada sel bawang merah dengan mengambil lapisan
epidermisnya (lapisan luar).
Mikroskop
merupakan alat optik yang digunakan untuk melihat, atau mengenali benda-benda
renik yang terlihat kecil menjadi lebih besar dari ukuran aslinya sehingga
memudahkan pengamat dalam mengidentifikasi benda-benda tersebut.
Berikut adalah bagian-bagian
mikroskop beserta fungsinya:
1.
Lensa okuler, yaitu lensa yang dekat dengan mata pengamat
dan lensa ini berfungsi untuk membentuk bayangan maya, tegak, dan diperbesar.
2.
Lensa obyektif, lensa yang dekat pada objek yang di amati,
lensa ini membentuk bayangan nyata, terbalik, di perbesar. Di mana lensa
ini di atur oleh revolver untuk menentukan perbesaran lensa objektif.
3.
Tabung mikroskop (tubus), tabung ini berfungsi untuk mengatur fokus
dan menghubungan lensa objektif dengan lensa okuler.
4.
Makrometer (pemutar kasar), berfungsi untuk menaik turunkan tabung
mikroskop secara cepat.
5.
Mikrometer (pemutar halus), pengatur untuk menaikkan dan menurunkan
mikroskop secara lambat, dan bentuknya lebih kecil daripada makrometer.
6.
Revolver, untuk mengatur perbesaran lensa
objektif dengan cara memutarnya.
7.
Reflektor, terdiri dari dua jenis cermin yaitu cermin
datar dan cermin cekung. Reflektor ini berfungsi untuk memantulkan cahaya dari
cermin ke meja objek melalui lubang yang terdapat di meja objek dan menuju mata
pengamat. Cermin datar digunakan ketika cahaya yang di butuhkan terpenuhi,
sedangkan jika kurang cahaya maka menggunakan cermin cekung karena berfungsi
untuk mengumpulkan cahaya.
8.
Diafragma, untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang
masuk.
9.
Kondensor, untuk mengumpulkan cahaya yang
masuk, alat ini dapat diputar dan di naik turunkan.
10. Meja
mikroskop, sebagai
tempat meletakkan objek yang akan di amati.
11. Penjepit
kaca, untuk
menjepit kaca yang melapisi objek agar tidak mudah bergeser.
12. Lengan
mikroskop
sebagai pegangan pada mikroskop.
13. Kaki
mikroskop untuk
menyangga atau menopang mikroskop.
14. Sendi
inklinasi, untuk
mengatur sudut atau tegaknya mikroskop.
Langkah-langkah
menggunakan mikroskop dengan baik dan benar sebagai berikut:
1.
Tempatkan kaca
benda atau yang dikenal juga dengan gelas obyek dengan preparat yang hendak diamati pada meja objek. Atur
sehingga objek tersebut tepat berada pada
lapangan pandang.
2.
Jepit kaca benda
dengan menggunakan penjepit khusus yang ada pada bagian atas meja objek.
3.
Selanjutnya,
sembari mengamati dari arah samping, peneliti bisa menurunkan lensa obyektif hampir menyentuh gelas penutup. Gunakan pemutar
kasar sampai jarak lensa obyektif dengan
objek penelitian hanya tersisa 5 milimeter. Pada sebagian jenis mikroskop, jarak diatur
tidak dengan pemutar kasar melainkan dengan menaikturunkan meja objeknya.
Mikroskop yang seperti ini menuntut kehati-hatian sebab jika salah perhitungan,
lensa objektif bisa saja menyentuh meja objek dan tergores.
4.
Cermatilah
bayangan yang terlihat dari lensa okuler. Jika dibutuhkan, gunakanlah pemutar
kasar untuk menaikkan juga menurunkan lensa objektif hingga didapatkan bayangan
atau tampilan objek yang diamati dengan jelas. Apabila hal ini tidak berhasil
membuat Anda melihat objek dengan jelas, maka mungkin Anda harus mengulangi
langkah pada poin ketiga.
5.
Setelah objek
yang diteliti terlihat jelas, Anda bisa menggunakan pemutar halus untuk menurunkan lensa objektif agar ojek tersebut bisa terlihat lebih jelas lagi.
6.
Jika
dikehendaki, Anda bisa mendapatkan pembesaran yang kuat dengan cara mengganti
atau merubah lensa obyektif. Untuk
hal ini Anda bisa menggunakan bagian yang bernama revolver. Pastikan posisi obyek tidak bergeser sedikitpun. Sebab jika iya, maka terpaksa Anda harus
mengulangi langkah dari poin yang pertama.
Beberapa hal
yang perlu diperhatikan ketika menggunakan mikroskop
1.
Meja preparat harus diletakkan di bidang datar untuk
menjaga agar preparat tidak jatuh.
2.
Bersihkan lensa hanya dengan kain khusus untuk lensa
sebelum dan sesudah menggunakan.
3.
Pegang mikroskop dengan erat menggunakan satu tangan
dan tangan yang lain dipakai untuk menyangga kaki mikroskop.
4.
Gunakan kedua mata tetap terbuka ketika mengamati
obyek di bawah mikroskop.
5.
Setelah menggunakan mikroskop, putar pengatur kasar
agar terdapat jarak antara lensa obyektif dengan meja mikroskop, aturlah posisi
cermin dalam posisi tegak.
6.
Bungkus mikroskop dan simpan dalam tempat yang aman.
Setelah kita mengetahui cara penggunaan mikroskop yang baik dan benar tentu
harus tahu bagaimana gambaran obyek pada mikroskop dapat teramati dan proses
pembentukan bayangannya. Untuk membuktikannya dengan melakakukan pengamatan
pertama yaitu pengamatan huruf “d” dan “b”.
1. Pengamatan
potongan huruf “d” atau “b”
a.
Pengamatan huruf “d”
·
Pembentukan bayangan huruf “d” berubah menjadi huruf “p”
·
Bayangannya
terbalik d → b → p
·
Preparat
digeser ke kiri bayangannya bergeser ke kanan.
·
Preparat
digeser ke kanan bayangannya bergeser ke kiri.
·
Preparat digeser
ke depan bayangannya bergeser ke belakang.
·
Preparat
digeser ke belakang bayangannya bergeser ke depan.
b.
Pengamatan huruf “b”
·
Pembentukan bayangan huruf “b” berubah menjadi huruf “q”
·
Bayangan
terbalik b → d → q
·
Preparat
digeser ke kiri, bayangannya bergerser ke kanan
·
Preparat
digeser ke kanan bayangannya bergeser ke kiri
·
Preparat
digeser ke depan bayangannya bergeser ke belakang
·
Preparat
digeser ke belakang bayangannya bergeser ke depan
Dengan demikian, kita bisa menyimpulkan dari
pengamatan kedua huruf di atas bahwa pada penglihatan pertama lensa obyektif
menerima bayangan berupa nyata, terbalik, diperbesar, kemudian diteruskan oleh
lensa okuler berupa bayangan maya, tegak dan diperbesar (lihat Hasil Pengamatan
1).
Kemudian, tujuan selanjutnya yaitu mengamati bentuk
dan struktur sel. Sel merupakan satuan unit terkecil menyusun suatu organisme.
Karena sel merupakan unit terkecil maka untuk mengamati bentuk dan struktur
dengan jelas menggunakan mikroskop untuk memperbesar bayangan sel tersebut.
2.
Pengamatan bentuk dan struktur sel
1. Pengamatan
epitel rongga mulut (sel hewan)
Dalam praktikum ini pengambilan sel epitel rongga
mulut menggunakan skalpel
yang sudah diberi alkohol.
Yang berfungsi sebagai penyeteril atau pembunuh bakteri atau kumau – kuman yang
ada pada skalpel. Setelah itu sel epitel diletakkan di gelas obyek, kemudian
ditetesi methilen blue yang berfungsi sebagai memperjelas tampilan pengamatan
sel epitel rongga mulut di bawah mikroskop, dan tutup gelas obyek dengan gelas
penutup lalu amati di bawah mikroskop.
Lihat (Gambar hasil pengamatan 2) bahwa bentuk sel
hewan tidak beraturan karena sel tersebut hanya diselubungi membran sel yang elastis
yang di dalamnya cairan sel atau sitoplasma dan jarak inti sel (bintik-bintik
hitam) dengan inti-inti sel lain berjauhan. Dan letak inti sel berada di
tengah.
2. Pengamatan
sel bawang merah (sel tumbuhan)
Sedangkan pada sel tumbuhan inti sel berada dekat
dengan dinding selnya (ditunjukkan gambar hasil pengamatan 3). Juga bentuk sel-sel
tumbuhan sangat rapat dan teratur. Dari hasil pengamatan terhadap sel bawang
merah, didapatkan gambar berbentuk seperti
batu bata dan teratur.
Pada pengamatan menggunakan perbesaran 10x
yang tampak pada sel bawang merah diantaranya; Inti sel, Sitoplasma dan dinding sel.
Dapat
dilihat bahwa sel hewan dan sel tumbuhan memiliki perbedaan. Di antaranya sel
tumbuhan memiliki dinding sel, vakuola dan kloroplas. Sedangkan sel hewan tidak
memiliki dinding sel, kloroplas dan tidak lazim sel hewan memiliki vakuola.
Pada hewan ada lisosom yang di dalamnya terdapat dua sentriol, pada tumbuhan
lisosom tidak ada. Serta sel hewan dan sel tumbuhan mempunyai kesamaan yaitu
sama – sama mempunyai membran plasma, inti sel atau yang sering disebut
nukleus, mitikondria, retikulum endoplasma, aparatus golgi. Namun, yang dapat
dilihat dari pengamatan menggunakan mikroskop cahaya kali ini memiliki satu
perbedaan yaitu sel hewan diselubungi oleh membran sel dan sel tumbuhan
dibatasi oleh dinding sel.
VII.
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
1. Umumnya mikroskop
terdiri dari lensa obyektif, lensa okuler dan kondensor
2. Cara menyiapkan bahan-bahan yang akan diamati di
bawah mikroskop:
1)
Menyiapkan
semua alat dan bahan, meliputi gelas obyek, gelas penutup, pipet tetes, silet tajam, air atau
sejenisnya, dan organisme.
2)
Organisme
diiris tipis hingga tembus cahaya
3)
Letakkan
pada kaca benda dan ditetesi dengan air
4)
Tutup dengan kaca penutup, dan
preparat siap diamati
3.
Bentuk
sel tumbuhan teratur sedangkan bentuk dari sel epitel rongga mulut tidak
beraturan.
7.2 Saran
1.
Lebih
menyiapkan materi sebelum praktikum
2.
Asisten
seharusnya lebih ekstra dalam memberi petunjuk kepada praktikan dan memakai jas lab
VIII. DAFTAR
PUSTAKA
Fahn,
A. 1965. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Lakitan,
Benyamin. 2012. Dasar-Dasar Fisiologi
Tumbuhan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Soerodikoesoemo,
W. dan S.W. Santosa. 1987. Anatomi
Tumbuhan. Jakarta: Karunika Universitas Terbuka.
Sutrisno.
1984. Fisika Dasar. Bandung: ITB.
Tim
Dosen Pembina. 2013. Petunjuk Praktikum
Biologi Umum. Jember: Universitas Jember.
Komentar
Posting Komentar
Leave Your Comment! Don't exist spams.